Toleransi Jakarta Untuk Asian Games Ke 18
Jakarta atau yang dikenal ibukota merupakan pusat pemerintahan di negeri ini, segala sesuatu yang terjadi di kota ini akan menjadi parameter bagi kota lain. Namun akankah jakarta tetap terus menjadi parameter bagi kota lain di indonesia? Ini adalah momentum yang tepat
Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games yang ke 18 sedang mempersiapkan segala kesiapan untuk perhelatan pesta olahraga terbesar ke 2 di dunia, namun masih ada kekurangan yang menjadi kritik, isu, cibiran, cacian bahkan makian tentang ketidaksiapan Pemda Jakarta saat ini dalam menyelanggarakan perhelatan terbesar ini
Salah satunya adalah pemasangan bendera peserta asian games dengan bambu dan pemasangan jaring hitam di kali sentiong atau kali hitam. Menurut saya, ini merupakan kebijakan yang out of the box dari Pemda Jakarta. Dengan dua kejadian ini memantik kembali Warga Jakarta untuk bersikap intoleran dan saling membanding-bandingkan kinerja pemda sekarang dan pemda terdahulu
Perbandingan memang penting dan dibutuhkan, namun tidak untuk menjatuhkan karena adanya letak kekurangan. Namun apabila masyarakat ibukota terus saling menyerang untuk saling menjatuhkan kinerja pemda sekarang dengan pemda terdahulu, momen ini bisa membuka luka koreng Masyarakat Jakarta bahwa Jakarta pernah mendapatkan pencapaian menjadi kota intoleran no 1 Di Indonesia, berdasarkan riset setara institute
Kejadian ini perlu diingat, namun tidak untuk diulang kembali. Kita tidak perlu lagi mengedepankan politik identitas, mengingat kita akan menyambut 45 negara peserta Asian Games, penilaian negara lain terhadap Jakarta bisa membuat penilaian stereotipe terhadap Indonesia. Padahal nilai-nilai luhur pancasila mengajarkan toleransi dan demokrasi.
Marilah kita menciptakan lingkungan yang kondusif dan non diskriminatif agar nilai toleransi dan demokrasi dapat tumbuh kembali.
Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games yang ke 18 sedang mempersiapkan segala kesiapan untuk perhelatan pesta olahraga terbesar ke 2 di dunia, namun masih ada kekurangan yang menjadi kritik, isu, cibiran, cacian bahkan makian tentang ketidaksiapan Pemda Jakarta saat ini dalam menyelanggarakan perhelatan terbesar ini
Salah satunya adalah pemasangan bendera peserta asian games dengan bambu dan pemasangan jaring hitam di kali sentiong atau kali hitam. Menurut saya, ini merupakan kebijakan yang out of the box dari Pemda Jakarta. Dengan dua kejadian ini memantik kembali Warga Jakarta untuk bersikap intoleran dan saling membanding-bandingkan kinerja pemda sekarang dan pemda terdahulu
Perbandingan memang penting dan dibutuhkan, namun tidak untuk menjatuhkan karena adanya letak kekurangan. Namun apabila masyarakat ibukota terus saling menyerang untuk saling menjatuhkan kinerja pemda sekarang dengan pemda terdahulu, momen ini bisa membuka luka koreng Masyarakat Jakarta bahwa Jakarta pernah mendapatkan pencapaian menjadi kota intoleran no 1 Di Indonesia, berdasarkan riset setara institute
Kejadian ini perlu diingat, namun tidak untuk diulang kembali. Kita tidak perlu lagi mengedepankan politik identitas, mengingat kita akan menyambut 45 negara peserta Asian Games, penilaian negara lain terhadap Jakarta bisa membuat penilaian stereotipe terhadap Indonesia. Padahal nilai-nilai luhur pancasila mengajarkan toleransi dan demokrasi.
Marilah kita menciptakan lingkungan yang kondusif dan non diskriminatif agar nilai toleransi dan demokrasi dapat tumbuh kembali.
Komentar
Posting Komentar